5 Tipe Angkot



Sebagai pelajar yang sehabis pulang sekolah berkendara dengan angkutan umum, tentunya gue mempunyai beberapa pandangan terhadap angkot-angkot sekitar yang pernah gue tumpangi. Dari hal yang positif sampe hal yang negatif. Dari yang mendapat petuah dari ibu-ibu pembawa ikan sampe di coel-coel sama nenek-nenek "buronan" RSJ. And, This is it! 5 Tipe Angkot menurut Kanjeng Mami  gue:

1) Angkot PHP (Si Pemberi Harapan Palsu)
Yak, Angkot PHP. Angkot yang kerjaannya memberi harapan palsu, kepada sang penumpang. Maksud gue, angkot itu sudah  penuh. Tapi tetep aja keukeuh nyari penumpang dan naikin penumpang. Pertanyaan yang muncul di selubung otak gue adalah "MAU DUDUK DIMANA HAAAAAAH?" "Dihatiku!" #tibatibaSiKenekNyaut. Dear para Supir Angkoters, Jikalau angkot saudara sudah penuh, berjalanlah, apa mau diajarin jalan dulu? Pok ame ame belalang kupu-kupu?

2) Angkot Pembual (Yok bu, berangkat nih, taunya masih ngetem sejam)
Tipe yang kedua adalah Angkot Pembual. Seperti layaknya orang yang dijuluki "jambu" oleh band Mata, yang kita kenal dengan "Janji Busuk", Angkot tipe pembual juga bisa di ibaratkan dengan lagu dari Band Mata tersebut. Seringkali, gue menumpangi angkot ini dan sudah ribuan kali tertipu oleh bualan sang Supir/Kenek, seperti:
 "Yok bu, naik ini aja bu! Bentar lagi berangkat kok. Capcus kita!" 
5 menit kemudian....
15 menit kemudian....
17,5 menit kemudian...
*kipas-kipas an*
28364238528 menit kemudian...
*naik ojek*
Gue sebenernya agak curiga juga sama si Sopir yang berkata demikian. Mungkin beliau berfikir bahwa sebentar itu sama saja dengan 324923585723857283529 menit di kemudian. Cabedeeee. #WoyJanganSebutGueWoy #RupanyaSiCabeBaca
           
3) Angkot Filosofis (Di bagian2 angkot selalu ada tulisan2 yang menurut sopir nya sangat "filosofis" seperti "Naik gratis. Turun Bayar.")
Menurut penglihatan gue selama berkendara dengan angkot, kebanyakan dari pada angkot masuk ke golongan angkot filosofis. Mulai dari filosofi yang bagus -> nggak bagus -> nggak bagus part 2 -> senonoh. Sampai saat ini gue belum berani bertanya apakah tujuan dari menempel kan atau menaruh kata-kata "filosofis" tersebut di angkot mereka?
Salah satu angkot yang menampilkan sisi filosfis nya melalui plat nomor. Ikutan ah..k3rEn yu4cH??

Angkot yang cita-cita nya jadi operator. Puk..puk

Angkot yang terobsesi dengan Mano, si mantan yang disilet-silet. Hiiii seram.

Angkot yang kepedean. Cium edo :* #ditimpukdrakuliedogawe

4) Angkot Danger (Angkot yang kacanya hitam, dan penumpang nya bapak2 menyeramkan)
Angkot tipe ini tidak baik untuk dijadikan sebagai konsumsi visual. Gue pernah seangkot dengan penumpang yang semuanya hampir laki-laki berjenis bapak-bapak dan om-om. Ngeeeeri. Luckily ada mbak-mbak naik dan gue ngga sendirian. Ketika mbak itu turun, gue juga turun. Yaiyalah ya...orang mbak-mbak itu tetangga gue.Sekarang kabarnya angkot-angkot di seantero Nusantara kaca film nya ngga boleh hitam lagi, biar orang bisa liat gitu. Dulu atau entah kapan kan pernah ada kejadian di angkot sampe yang dimutilasi gitu gara-gara dia (cewek) sendirian di angkot, pulang malem, dan isinya komplotan om-om. Suram dan seram.

5) Angkot Gaul ( Bemper nya ceper, angkot nya di modif abis-abisan)
Angkot tipe ini banyak yang berdomisili di Sumatera Bagian Barat, well known as Padang.



                   Bang Dika dan Si Angkot Gaul di Padang. 

Kalau angkot gaul dikota gue itu model nya seperti angkot ini, ditambah dengan supir nya bertas police-line, berambut miring, dan senantiasa menyetel lagu-lagu kangen band, supir nya remaja tanggung dan suka ngebut-ngebut-an! Kalau kaulamuda penumpang nya bergenre sama dengan si Supir muda sih ngga papah. Tapi kalo bukan, dan penumpang nya adalah nenek-nenek jantungan.. Ah, Sudahlah..

Share:

1 komentar